Book Review: Hilyah Thalibil 'Ilmi (Perhiasan Penuntut Ilmu)
Kini kita rasakan kebangkitan ilmiah terus menguar ke penjuru negeri. Para pemuda dan pemudi silih berganti menyesaki majelis-majelis ilmu. Ilmu telah menjadi dambaan bagi setiap insan-insan berakal. Ilmu ibarat mutiara paling mahal dan mahkota syari'at paling menawan. Sementara itu, ilmu mustahil diraih kecuali kita menghias diri dengan adab dan keberbersihan dari penyakitnya.
Penulis dalam buku ini berujar bahwa ada banyak alasan syar'i mengapa berhias dengan adab, akhlak, perilaku, dan sikap yang mulia itu karakteristik orang Islam dan para penutut ilmu sejati. Maka, tak heran para ulama terdahulu memiliki perhatian khusus terhadap adab.
Adapun buku ini, Hilyah Thalibil 'Ilmi adalah buku ringkas yang menjelaskan tentang adab-adab penuntut ilmu. Buku ringkas ini juga menyertakan daftar berbagai penyakit yang wajib diperangi oleh para penuntut ilmu. Buku ini terdiri dari 7 pasal dan 66 subbab yang akan membantu para penuntut ilmu meraih keberkahan ilmu yang lebih paripurna.
Tujuh Pasal dalam Hilyah Thalinil 'Ilmi :
- Adab-adab Diri Penuntut Ilmu
- Metode Belajar
- Adab Murid Kepada Guru
- Adab dalam Kehidupan Ilmiah
- Menghias Diri dengan Amal
- Larangan
Sekilas tentang Hilyah Thalibil 'Ilmi
Penulis memulai pasal pertamanya dengan perihal niat. Niat adalah perhiasan pertama dan utama yang harus senantiasa kita perhatikan. Menuntut ilmu merupakan ibadah, karenanya jangan sampai niat kita keluar dari keikhlasan dan membelot dari jalan para Salafus Shalih.
Penulis kemudian mengutip perkataan Imam Ahmad, "Pangkal ilmu adalah rasa takut kepada Allah." Oleh karena itu, peliharalah rasa takut kepada Allah, baik ketika bersendiri maupun di hadapan banyak orang. Sementara, manusia yang paling takut kepada Allah adalah ulama. Penulis lantas mengingatkan, "Jangan lupa bahwa seseorang tidak disebut sebagai ulama kecuali apabila mengamalkan ilmu."
Buku ini juga mengingatkan kembali bahwa sejatinya seorang penuntut ilmu terlarang dari sikap sombong. Menurut penulis, sombong dalam hal ini di antaranya bersikap lancang terhadap guru, enggan menerima ilmu dari orang yang ada di bawahmu, dan lalai dalam mengamalkan ilmu.
Seorang penuntut ilmu sangat membutuhkan kehadiran seorang guru. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya ilmu itu tidak bisa dipelajari dari buku, akan tetapi harus dari guru yang membimbingmu menguasai kunci-kunci belajar agar engkau selamat dari kesalahan dan ketergelinciran. Sehingga, sebagai seorang penuntut ilmu kita wajib pula memperhatikan adab terhadap guru kita.
Kelebihan Buku :
- sangat cocok untuk para penuntut ilmu,
- ringkas namun sarat makna,
- merujuk pada buku-buku luar biasa (Al Jami', Tadzkiratus Saami' wal Mutakallim, Fadhlu 'Ilmis Salaf 'alal Khalaf, dan lain-lain (lihat pada footnote di halaman 4)),
- diterjemahkan dengan tata bahasa yang mudah dipahami,
- ditulis dengan kalimat yang efektif.
Buku ini memang ringkas awesome readers, tetapi buku ini bisa menjadi pengingat dahsyat agar kita menuntut ilmu dengan cara yang tepat, agar kita senantiasa memperhatiakan adab dalam menuntut ilmu. Sehingga, setelah adab-adab tersebut kita terapkan, ilmu kita menjadi full barakah dan manfaat.
0 comments